KITAMUDAMEDIA, Bontang – Ah (11) bersama sang adik Da (9) seperti mustahil mengalahkan buaya buas yang nyaris melahap tubuh mungil sang adik. Bagaimana tidak, usia mereka masih terlalu kecil, tapi selain keberuntungan berpihak pada sepasang saudara kandung tersebut, ternyata keterampilan bela diri menjadi bekal yang menyelamatkan mereka.
Pasca menjalani operasi, Da nampak sehat saat ditemui redaksi kitamudamedia.com di ruang Dahlia 5, Rumah Sakit Pupuk Kaltim, Selasa siang (14/01/2020).
Didampingi kedua orang tuanya bersama kakak dan adiknya, Da bercerita aksinya dan sang kakak dalam melepaskan diri dari mulut buaya.
” Buayanya datang dari belakang, langsung gigit, cuma saya raba, jadi tahu kalau itu buaya, terus kakak bantuin,” kisahnya dengan suara pelan dan tubuh berbalut perban depan belakang.
Senada, Ah, sang kakak yang duduk di bangku kelas 5 menuturkan, dirinya yang sudah lebih dahulu naik ke daratan spontan turun lagi untuk menyelamatkan Da. Kata Ah, buaya sempat menyeret dan menenggelamkan kepala sang adik ke dalam air, namun beruntung Da berhasil berontak dan kembali muncul ke permukaan. Tak ingin kalah cepat, Ah langsung memukul bagian hidung buaya sebanyak 2 kali, dan gigitan buaya seketika terlepas dari tubuh Da.
” Saya pernah dengar dari teman – teman, katanya kalau ada buaya, tinju hidungnya, jadi saya tinju dua kali, langsung lepas, terus ada teman juga yang bantu tusuk tusuk pakai kayu,” jelasnya dengan wajah polos.
Sementara, Ayah korban mengatakan kedua anaknya memang dilarang untuk berenang di belakang rumah namun hari itu (13/01/2020) sekira pukul 17.30 Wita, Ah, Da dan 4 temannya berenang tanpa sepengetahuan ia dan istrinya, lantaran sedang membantu tetangga hajatan.
” Sudah kami larang memang anak anak untuk berenang, cuma karena hari itu (Senin) saya sama istri lagi bantu tetangga, ada yang nikahan jadi nggak tahu, pulang pun anak anak sudah siap ke masjid, seperti tidak terjadi apa – apa. Kemudian omnya lihat ada darah di baju Da, maka akhirnya ketahuan dan langsung saya bawa ke rumah sakit, ” kisahnya.
Ditambahkan Ibunda korban, kedua anaknya memang memiliki keterampilan bela diri, silat. Mungkin itu juga membantu mereka selamat dari serangan buaya.
” Anak – anak memang bisa silat, Da bahkan ikut O2SN, juara 3 tingkat kota, jadi bisa lawan buaya. Tapi itu semua juga karena pertolongan Allah,” ungkapnya sambil tersenyum penuh kesyukuran.
Dua tahun belakangan ini, mereka aktif mengikuti latihan bela diri pencak silat. Keduanya tergabung dalam Perguruan Silat Nasional Ampuh Sehat Aman Damai (Persinas Asad). Setiap minggunya, mereka rutin latihan di padepokan yang tak jauh dari kediaman mereka. Tak heran saat kejadian, Da tak begitu panik. Ia bahkan mengaku tak menangis ataupun berteriak.
Da sendiri kini telah profesional. Ia sering diundang untuk tampil mengisi sebuah acara. Terakhir ia dan kakak sulungnya tampil di sebuah acara pernikahan di Kelurahan Gunung Telihan, tepatnya pada pekan lalu. Da tampil secara tunggal, sementara Ah memiliki tim beregu. Da juga tercatat sebagai juara ketiga pada ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat kota pada tahun 2019 lalu.
Saat ini, Da masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Pupuk Kaltim. Ia mendapat puluhan jahitan pada bagian dada, punggung, hingga leher. Kondisinya kini semakin membaik. Bahkan kini ia telah dapat diajak berkomunikasi dan makan dengan baik, pasca dioperasi pada Senin malam kemarin.
“Paling sakit bagian punggung kak,” pungkas Da
Kakak beradik itu, berenang di perairan belakang rumahnya di RT 18 Kelurahan Loktuan. Setengah jam kemudian, mereka pun memutuskan untuk naik dan bergegas salat maghrib. Saat hendak naik ke darat, tiba-tiba Da mengaku ditarik oleh buaya muara itu. Da bahkan sempat dihempas ke bawah laut oleh hewan predator tersebut, dan mengalami benturan pada tiang jembatan di sekitar lokasi. Da bertahan, dengan berpegangan erat pada tiang kayu jembatan.
Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar
Masya Allah