KITAMUDAMEDIA, Bontang – Ruang ICU RSUD Taman Husada Bontang mendadak ramai, Senin (27/1/2020). Hj (17) pelajar kelas 3 SMK harus menjalani perawatan di rumah sakit. Kondisinya saat ini dalam keadaan koma. Diduga, ia mendapat pukulan dari oknum TNI, Jumat (24/1/2020) sekira pukul 23.00 Wita, di parkiran tempat karaoke keluarga di Jalan Ahmad Yani.
Saat ini, korban hanya bisa bertahan dengan bantuan obat-obatan dan alat bantu pernapasan, ventilator. Dokter Anestesi RSUD Taman Husada Bontang, dr Arditya Maulana menyebut saat dirujuk ke RSUD, kondisi pasien sudah dalam keadaan koma. Adapun, dari pemeriksaan fisik tidak ada bekas pukulan ataupun memar.
“Pasien mengalami kematian pada batang otak. Memang jantung masih berdetak, tapi ada pendarahan di otak. Ada pembuluh darah yang pecah,” ungkapnya. dr Arditya menambahkan, melihat kondisinya saat ini, kemungkinan hidup pasien di bawah 10 persen.
“Napas dan jantung semua pakai bantuan obat, dari Rumah Sakit Amalia, sudah dalam kondisi kritis, kesadarannya di tingkat paling rendah,” jelasnya.
Sementara, Yohana (43) ibu kandung korban, berharap ada keadilan untuk anaknya dan pemerintah mengambil alih kasus ini sebagai contoh untuk aparat lain. “Kenapa anak saya dikasih begini, saya sebagai ibu tidak berdaya, saya ibu,” harapnya.
Peristiwa bermula dari aksi sekelompok remaja yang ingin berkaroke, di salah satu tempat karaoke keluarga Jalan Ahmad Yani, Bontang Utara. Namun alih – alih menghibur diri malah berujung duka. 12 remaja di bawah umur tersebut terlibat cekcok lantaran meneguk minuman keras cap tikus.
Kodim 0908/Btg bertindak cepat menangani kasus pemukulan yang diduga dilakukan anggotanya. Setelah menerima laporan, petugas langsung melakukan penyelidikan. Hasilnya, oknum anggota TNI berinisial Rm ditahan.
Dandim 0908/Btg Letkol Arm Eko Pristiono mengatakan bahwa pihaknya sudah menangani kasus ini. Dia menerangkan kronologis kasus itu bermula dari korban HJ (17) berkumpul bersama teman-temannya di parkiran tempat hiburan tersebut, Jumat (24/1) sekira pukul 23.00. Dari keterangan saksi mata di lokasi kejadian, mereka terlihat menegak minuman keras.
Ditengarai di bawah pengaruh minuman keras, kelompok itu terlibat perkelahian antarsesama.
Perkelahian mereka tak sengaja disaksikan salah seorang oknum TNI berinisial Rm (29) yang berada di lokasi, karena sedang menemui rekannya yang merupakan juru parkir disana. Rm yang saat itu sedang bebas dinas atau libur mencoba melerai. “Dia (Rm) saat itu tidak dinas. Dia datang untuk menemui temannya yang jaga parkir. Tidak untuk berkaraoke. Dan tidak dipengaruhi minuman keras. Jadi, melerai karena memang sudah naluri prajurit,” jelasnya.
Setelah dilerai, ternyata rekan HJ kembali terlibat perkelahian. Di situlah Rm mencoba untuk meminta mereka pergi. Karena melihat emosi Rm sudah mulai tersulut, rekannya coba menariknya. “Saat bersamaan, Rm secara sponton menendang dan mengenai leher belakang sebelah kiri korban ,” ujarnya. “Teman korban juga sempat memukul Rm,” sambungnya.
Melihat HJ jatuh pingsan, rekannya membawa ke RS Amalia, namun karena harus mendapat perawatan intensif maka dirujuk ke RSUD Taman Husada.
Lebih lanjut, Eko mengatakan bawah Rm telah ditahan dan akan diproses sesuai hukum militer. Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan keluarga korban. “Kami dan keluarga korban sepakat kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan. Kami dan keluarga korban juga sepakat bahwa kejadian ini merupakan sebuah musibah yang tidak disengaja,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Dandim juga berpesan agar generasi muda sebagai harapan bangsa tidak terkontaminasi pergaulan bebas, seperti narkoba dan minuman keras, dan lain-lain.(Redaksi)