KITAMUDAMEDIA, Bontang – Sejak pemerintah mengeluarkan edaran tentang larangan mudik, mode transportasi darat salah satunya bus terpaksa mangkrak.
Tak pelak, para sopir bus di terminal Bontang terpaksa gigit jari.
Heri, sopir bus Arafat Jaya tujuan Sangatta-Samarinda, mengatakan sejak edaran tentang larangan mudik diberlakukan, sejak itu juga ia tidak beroperasi lantaran tidak adanya penumpang.
“Sudah mulai tanggal 5 Mei 2021 ini tidak jalan, karena tidak ada penumpang, sangat sepi sekali, penumpang hanya di bawah 10, makanya tidak berangkat,” ujarnya ditemui di terminal Bontang, Selasa (11/5/2021).
Alhasil dirinya tidak mampu menutupi biaya setoran.
“Setoran tidak cukup, jadi kita alihkan aja ke supir lain, itupun kadang supir lain juga tidak mau jadi tunggu bus asal Sangatta aja,” ujarnya.
Sama halnya, Rafdi sopir dari Bone Indah rute Samarinda juga merasakan hal serupa, ia mengaku pemberlakuan tersebut sangat dirasakan oleh sopir terminal, di sinyalir penumpang juga takut untuk bepergian.
“Terakhir jalan itu tanggal 1 Mei 2021, sangat rugi sekali, cuman kita juga tidak bisa paksakan, mau berangkat juga rugi jadi mending kita tidak berangkat, dari pada rugi aja,” pungkasnya.
Adapun pemasukan yang didapat sebelum adanya larangan mudik bisa mencapai setengah dari jumlah pemasukan yang sekarang bahkan lebih.
“biasa penumpang ada lah sampai 15 sampai 17, bahkan ada 20, itu nda rugi kita, karena setoran minimal 10,” terangnya.
Meski begitu mereka juga paham terhadap kebijakan dari pemerintah tersebut, namun mereka berharap agar ada kebijakan dari pihak armada ataupun pemilik bus agar dapat memberikan sumber pemasukan mengingat saat ini mendekati Idul Fitri.
“Kami sih cuman berharap agar pemilik bus bisa lah kasih kita uang THR, soalnya sama sekali tidak ada sumber pemasukan ini, hanya ceperan sedikit aja kalau kita alihkan penumpang, itupun tidak seberapa,” ujarnya.
Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar