KITAMUDAMEDIA, Bontang – Sejak pandemi Covid-19 menyerang, pelajar terpaksa harus belajar dari rumah dengan metode dalam jaringan (daring). Pendampingan orang tua menjadi hal utama penunjang keberhasilan belajar.
Namun, lambat laun orang tua nampaknya mulai kewalahan karena harus berbagi waktu antara mendampingi anak belajar dengan kesibukan lainnya. Tak heran jika kesabaran pun diuji. Peran guru terpaksa diambil alih selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) belum boleh dilakukan.
Dahlia, salah satu orang tua murid, merasakan langsung dampak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), menurutnya dengan pemberlakuan PJJ sangat berat ketimbang pembelajaran tatap muka.
“Sangat berat yah, belum lagi saya dan suami kan bekerja juga, jadi agak ribet, apalagi kalau sudah mendekati deadline tugas, bakal makin kewalahan kami,” ujarnya.
Selain itu bimbingan secara mental juga menurutnya lebih baik jika dilakukan langsung oleh guru di sekolah ketimbang orang tua.
“Malahan dia yang biasa lebih pintar dari kami, kalau disuruh belajar juga agak sulit, lebih baik dengan guru secara langsung,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Hendro Martono, Psikolog, mengatakan orang tua seharusnya lebih bijaksana dan sabar menghadapi anak. Mau tidak mau, situasi dan kondisi (sikon) tersebut adalah kenyataan yang harus diterima, sehingga tidak ada yang dikorbankan baik pekerjaan maupun anak.
“Orang tua memiliki tanggung jawab utama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Baik atau buruknya suatu didikan yang diberikan orang tua akan berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri, “ungkapnya.
Perlu diwaspadai, beban yang terlampau berat dapat menyebabkan stres dan psikis terganggu, sehingga orang tua perlu menyadari bahwa anak memang butuh pendampingan.
“Memang ini mengganggu mental dan psikis, dengan cara menerima kenyataan semua itu akan dapat dicegah, dijalani saja dan menerima kenyataan ini,” jelasnya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua ;
- Orang tua berperan sebagai guru dirumah, Selama pembelajaran daring proses interaksi guru dan murid menjadi berkurang hal ini mengakibatkan materi yang disampaikan tidak dapat dipahami secara baik. Maka orang tua harus siap memberikan pertolongan jika anak mengalami kesulitan dalam belajar.
- Orang tua berperan sebagai fasilitator, orang tua menyediakan fasilitas pembelajaran kepada anak yaitu dengan pemberian gawai / smartphone. Orang tua harus membuat peraturan kapan dan berapa lama anak dapat menggunakan smartphone.
- Orang tua berperan sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga anak memiliki semangat untuk belajar. Orang tua perlu menciptakan suasana yang nyaman bagi anak dalam belajar sehingga meningkatkan semangat dan menghilangkan rasa bosan.
- Orang tua berperan sebagai pengarah atau director. Orang tua harus dapat memberikan arahan dengan baik dan jelas kepada anak dalam menggunakan Orang tua dapat memilihkan aplikasi/ program yang positif bagi anak.
- Orang tua dapat mengimbangi waktu penggunaan perangkat gawai dengan interaksi di dunia nyata. Orang tua dapat mengajak anak untuk melakukan kegiatan kegiatan yang dilakukan di dunia nyata seperti pengenalan kesenian atau pun olahraga.
- Orang tua sebagai teladan bagi anak. Orang tua harus dapat memberikan contoh-contoh yang positif dalam menggunakan dan memanfaatkan media digital. Orang tua yang kurang bijaksana dalam menggunakan gawai cenderung akan mengabaikan anak mereka, sehingga perilaku yang dilakukan oleh orang tua secara tidak langsung dapat ditiru oleh anak.
- Orang tua harus sabar. Orang tua perlu tahu bahwa bahwa anak tidak harus dituntut bisa semua mata pelajaran dan tugas harus diselesaikan dengan benar. Saat anak tidak bisa mengerjakan tugas dan orang tua selalu membentak apalagi memukul, anak justru akan mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran. Sehingga orang tua perlu memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya.
Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar