KITAMUDAMEDIA, Bontang – Persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terus dilakukan pihak sekolah. Setelah mendapatkan izin menggelar PTM terbatas, persetujuan orang tua siswa menjadi syarat mutlak.
SDN 008 Bontang misalnya, 95 persen orang tua siswa menyetujui pelaksanaan PTM terbatas. Pernyataan tersebut selanjutnya dituangkan dalam surat pernyataan bermaterai.
Kepala sekolah SDN 008 Bontang, Judiansyah memaparkan dari hasil survei yang dilakukan guru-guru, terkumpul 95 persen orang tua siswa mengizinkan putra – putrinya untuk belajar di sekolah. Dari total 570 siswa, 95 persen orang tua setuju, 2,5 persen tidak setuju dan 2,5 persen tidak memberikan jawaban.
“Untuk sementara kami data dulu melalui on line, untuk mempercepat pendataan selanjutnya surat pernyataannya akan menyusul,” ungkapnya saat ditemui redaksi kitamudamedia.com, Senin (9/8/2021).
Lebih lanjut, pihak sekolah juga sudah mempersiapkan skenario PTM terbatas. Dalam seminggu, setiap kelas hanya melakukan pertemuan dua kali dengan durasi waktu 3 jam mata pelajaran, per jam pelajaran 30 menit.
“Nanti akan kami bagi dua shift, pagi dan siang. Sebelum shift siang masuk, akan kami beri waktu satu jam untuk mensterilkan ruangan. Siswa yang tidak PTM tetap melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),” ujarnya.
Disinggung soal vaksinasi siswa, Judiansyah menjelaskan, tingkat SD memang belum kebagian vaksin, namun tidak menjadi persyaratan pelaksanaan PTM. Sehingga untuk mengantisipasi pihaknya akan memperketat prokes. Selain itu Dinas Pendidikan akan melakukan verifikasi kesiapan sekolah.
“Kalau sekarang sudah dapat surat edaran dari Dinas Pendidikan bahwa akan digelar PTM dan setiap sekolah diminta membuat pernyataan terkait kesiapannya, ” pungkasnya.
Salah satu orang tua murid SD di Bontang, Anggraeni mengatakan sangat setuju jika tatap muka dilaksanakan karena akan memberikan nilai tambah pada siswa. Selama PJJ, materi yang diberikan hanya yang berkaitan dengan akademis. Menurutnya, pertemuan langsung membuat siswa lebih cepat memahami pelajaran.
“Kesibukan orang tua juga nggak sama. Kalau orang tua kerja, bisa nemenin anak ngerjain tugas kan sore sampai malam. Kadang kita juga dikejar deadline untuk pengumpulan tugas. Anak sudah lelah, stres orang tua,” imbuhnya.
Reporter : Lia Dewa
Editor : Kartika Anwar