Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

Faisal Menyebut Bedah Rumah Selambai, Lelet!

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang menyasar bedah rumah di Selambai, Lok Tuan berjalan lamban disoroti Komisi III DPRD Bontang.

Anggota Komisi III DPRD Bontang, Faisal menyebut, dari 200 rumah yang akan direnovasi belum ada progres yang terlihat. Sementara, tenggat waktu yang diberikan akan habis di akhir tahun ini sesuai petunjuk teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Ia menekankan, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) sebagai instansi yang menaungi program tersebut bertanggung jawab.

Dijelaskannya dalam kegiatan itu, setiap unit bangunan akan menerima bantuan dana senilai Rp 53 juta, yang dibagi dalam 2 tahap pencairan.

Langsung masuk dalam rekening penerima insentif, untuk dibelanjakan bahan material perbaikan rumah menyesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan, yang tertuang dalam rencana anggaran biaya (RAB).

“Masalahnya dimana?, dana sudah ada, target 200 rumah sampai sekarang belum ada yang selesai, sementara waktunya ini mepet. Lelet,” ucapnya saat ditemui media, Senin (1/11/2021).

Menanggapi hal itu, Hendra Hadyanto, kepala seksi prasarana, sarana utilitas umum, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan mengatakan kendala yang terbesar yang dihadapi saat ini adalah material.

“Ia benar, dananya sudah ada, tetapi kendala kita ini material yang dibutuhkan kurang dan itu sangat menghambat,” bebernya.

Menurutnya, yang perlu dipahami bahwa bantuan yang diberikan PUPR ke masyarakat bentuknya material, bukan uang tunai. Jadi masyarakat harus bekerja sama dengan toko bangunan untuk menyediakan apa yang dibutuhkan.

“Setelah semua kebutuhan material terpenuhi, baru bisa terbayarkan,”

Hendra mengaku, dengan cara itu tidak semua toko bangunan mau untuk bekerja sama untuk memberikan material yang dibutuhkan. Dari 200 rumah yang ditargetkan, baru 140 rumah yang sedia materialnya, namun belum semua lengkap.

“Kami akan carikan solusi, agar kegiatan ini bisa berjalan sesuai waktu yang ditentukan,” pungkasnya.

Reporter : Muh Ridwan
Editor : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply