KITAMUDAMEDIA, Bontang – Harga cabai di Bontang sebulan terakhir, terus naik hingga menyentuh angka Rp 90 ribu per kilogram.
Salah satu pedagang sembako dan sayuran di pasar Tanjung Limau Heri Irmayanti mengatakan, tren harga cabai memang terus menanjak sejak bulan Oktober lalu hingga saat ini.
Dijelaskannya pada bulan Oktober lalu, harga cabai hanya Rp 35 hingga 40 ribu per kilogram. Namun, masuk di pertengahan bulan November komoditas pedas itu melonjak tinggi.
Bahkan ia mengaku dua hari sebelumnya ia menjual cabai itu berkisar Rp 70 per kilogramnya, namun per hari ini, Selasa (7/12/2021) naik menjadi Rp 90 ribu.
Menurutnya, ia terpaksa menaikan harga jualnya, mengingat harga beli dari Samarinda juga terhitung tinggi.
“Kita belinya dari sana sudah Rp 70 ribu mas, sampai disini pasti naik karena ada biaya transportasi dan lain-lain,” ucap dia saat ditemui di lapaknya, di Jalan Awang Long.
Untuk tomat, sambungnya harga sudah turun, dua hari lalu ia memasang harga Rp 18 ribu per kilo, kini hanya Rp 15 ribu.
“Kalau tomat sudah turun,” bebernya.
Sementara itu, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Debora Kristiani menuturkan, kenaikan harga komoditas ini diakibatkan sejumlah beberapa faktor. Seperti kondisi cuaca yang tidak menentu.
Dari informasi yang diketahui, saat ini banyak petani tomat dan cabai mengalami gagal panen akibat terjadi curah hujan tinggi di beberapa daerah pemasok. Termasuk pengiriman pasokan cabai melalui jalur transportasi laut, juga terkendala akibat faktor cuaca buruk.
Selain itu, kenaikan harga juga ini dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang terus meningkat saat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru nanti.
“Terus itu, kita sekarang PPKM Level I. Banyak acara sudah diperbolehkan. Seperti hajatan dan resepsi. Otomatiskan kebutuhan komoditas meningkat. Makanya harga kali ini naiknya terlalu tinggi,” ungkapnya saat dikonfirmasi.
Dikatakan Debora, saat ini pihaknya masih terus memantau gejolak kenaikan harga komoditas ini. Jika terus naik, rencananya pada 22 Desember mendatang, pihaknya akan menggelar pasar murah dengan menggandeng para petani lokal.
Rencana pasar murah ini sekaligus menindaklanjuti juga terkait kenaikan harga minyak beberapa pekan terakhir ini.
Namun sebelumnya, DKP3 menjadwalkan per 20 Desember nanti, akan menggelar sidak harga dan ketersediaan komoditas jelang Nataru di seluruh pasar tradisional.
“Jadi kami sidak dulu. Kalau masih terus naik, maka pasar murah yang dijadwalkan 22 Desember itu sekalian kita jual tomat dan cabai dengan kerja sama petani lokal. Jadi nanti disana bukan hanya jual minyak murah aja,” pungkasnya
Reporter : Muh Ridwan
Editor : Kartika Anwar