Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

Komunitas Shamara Gelar ‘Speak Up KDRT’

KITAMUDAMEDIA,Bontang – Komunitas Shamara (Pengusaha Muslimah Rindu Syariah) menggelar Distakkoh (Diskusi Terbatas Tokoh) bertemak ‘Speak Up KDRT Perlu Dukungan Sistem Islami’ di Cafe Rahmat Berbas Pantai, Minggu (30/10/22).

Diskusi tersebut diharapkan mampu menggerakan masyarakat Kota Bontang menerapkan aturan Islam terkait Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang disampaikanaktivis dakwah islam ideologis, Asna Abdullah.

Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa pemicu munculnya KDRT salah satunya yakni faktor himpitan ekonomi, pergaulan bebas antar pria dan wanita yang telah berstatus menikah, serta terjadi perselingkuhan, dimana pelaku utamanya tidak hanya bermula dari laki-laki bahkan bisa juga dari perempuan. Korbannya pun demikian.

“Munculnya KDRT tidak selalu bermula dari laki-laki, bisa juga bermula dari perempuan dan sebagai korban pun demikian. Tentu, adanya beberapa faktor misalnya dari faktor himpitan ekonomi dan pergaulan yang bebas serta perselingkuhan,”ungkapnya.

Menurutnya, persoalan kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi juga karena tidak diterapkannya ajaran Islam dalam keluarga.
Maka, ia berada adanya diskusi KDRT tersebut

“Semoga masyarakat Kota Bontang menyadari bahwa adanya kekerasan dalam rumah tangga karena meninggalkan Islam sebagai penjaganya,”tuturnya.

Pengacara, Sulastri yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengajak setiap korban KDRT dapat segera melaporkan ke pihak berwajib, dan mencari perlindungan agar terhindar dari intimidasi secara personal.

“Yang paling bisa untuk menyelamatkan korban adalah ke pihak berwajib agar segera di proses dan jika pergi untuk melaporkan hingga sampai proses wajib ditemani agar tidak adanya intimidasi secara personal terhadap korban tersebut,”jelasnya.

Sebagai informasi, pada tahun 2021, Komnas Perempuan mencatat ada 8.234 kasus kekerasan terhadap perempuan. Di Bontang sendiri kasus kekerasan perempuan dan anak terbilang tinggi, hingga saat ini ada 80 kasus. Dalam hal ini dinas terkait di Bontang membuka pelayanan selama 24 Jam untuk konseling, pendampingan, advokasi hukum, dan mediasi bagi korban KDRT.

Reporter: Amel
Editor : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply