Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

Lulusan SMK Harus Sinergi dengan Dunia Usaha dan Industri

KITAMUDAMEDIA, Samarinda – Siswa-siswi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak cukup jika hanya mengandalkan kepintaran dan disiplin dalam menghadapi dunia kerja. Melainkan, juga diharuskan memiliki keterampilan yang memadai agar mampu bersaing.

Tidak hanya itu, siswa-siswi SMK juga harus melakukan sinergi dengan pihak Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). Menurut Plt Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim Taufiqurrahman, sinergi antara keduanya pun dianggap PR yang paling besar.

“Mengapa besar, karena itu langkah yang kita inginkan. Nantinya, anak-anak harus bisa berwirausaha dan mandiri ketika lulus. Itu langkah yang harus dilakukan siswa-siswi SMK,” ucapnya, di Ruang Kerjanya, Kantor Disdikbud Kaltim, jalan Basuki Rahmat, Kota Samarinda.

Apabila siswa-siswi SMK bisa bersinergi dengan DUDI. Maka selanjutnya, harus bisa bekerja di dunia usaha dan industri tersebut. Ini menjadi tujuan dibidang SMK. Akan tetapi, bukan berarti mereka (siswa-siswi SMK) tidak perlu melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi.

“Mereka bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi apabila punya pengetahuan dan mampu (dalam hal keuangan). Maka harus ada langkah yang dapat mengeluarkan ekspresi anak-anak untuk mencapai hal itu. Mereka harus diajarkan untuk mandiri dan berwirausaha,” paparnya, Kamis (3/11/2022).

Salah satu cara untuk mewujudkannya, sekolah bersangkutan harus dibekali dengan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Kalau sekolah kejuruan tidak dinaungi BLUD, maka tidak bisa menggali potensi yang dimiliki oleh siswa-siswinya.

“Jadi apa fungsi BLUD secara ekonomi. Melalui BLUD, sekolah bisa menjual karya anak-anak. Nantinya, hasil jualan tersebut dikembalikan lagi untuk anak-anak. Kalau tidak ada BLUD dan kita mau menjual, bisa kena pidana sekolah,” bebernya.

“Iya seperti workshop. Misalnya, sekolah bisa buat ‘sesuatu barang’, kan harus dijual. Nah jika sekolahnya tidak punya BLUD, ya mereka nggak boleh menjual hasil karyanya itu,” sambungnya menjelaskan.

Karya siswa-siswi pun dirasa Taufiq, tidak bisa optimal jika sekolah bersangkutan tidak mempunyai BLUD. Padahal lanjutnya, salah satu penyemangat siswa-siswi mau berkarya yaitu dengan bisa menjual karyanya itu. Bisa dikatakan, sebagai apresiasi atas sebuah karya.

“Ketika mereka nggak boleh menjual, karya anak-anak akhirnya nggak bisa optimal kedepannya karena mereka hanya bisa membuat (sebuah karya), tapi tidak bisa memasarkan,” tegasnya.(ADV/DISDIKBUDKALTIM)

Reporter : Dey

Editor : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply