KITAMUDAMEDIA, Bontang – Puluhan siswa SD Negeri 012 Bontang Selatan (Bonsel) menjalani vaksinasi guna untuk mencegah penyebaran penyakit difteri. Bertempat di Ruangan Sekolah SDN 012 Bontang Selatan, Senin (30/01/2023).
Difteri adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang diawali dengan rasa sakit tenggorokan, demam, lemas hingga membengkaknya kelenjar getah bening selaput lendir. Bakteri yang menginfeksi bernama Corynebacterium diphtheria.
Kepala Sekolah SDN 012 Bontang Selatan, Eka Wahyuni mengatakan ada sebanyak 53 anak yang telah diberikan Vaksinasi DT/TD dalam pencegahan penyakit difteri yakni terdiri dari siswa kelas 1 sampai kelas 6.
“Vaksin yang diberikan adalah difteri (DT/TD). hari ini sudah dilaksanakan vaksin di sekolah SDN 012 oleh tim Puskesmas dan yang terdata hari ini sudah vaksin ada 53 siswa dari kelas 1 sampai 6,”ucapnya saat dikonfirmasi redaksi kitamudamedia.com Senin (30/01/23).
Hingga saat ini masih ada tersisa 3 anak yang belum menjalani vaksinasi belum mengetahui apa penyebabnya. Meski begitu, pihak sekolah tidak dapat memaksa.
“Ada 3 orang yang belum vaksin. tapi belum mengumpulkan surat pernyataan juga bahwa tidak bersedia,karena belum dikumpulkan. Jadi, kami belum tahu apa yang jadi alasannya. Bagi mereka yang tidak bersedia vaksin pihak sekolah dan puskesmas tidak bisa memaksa,” katanya.
Vaksinasi tersebut, diungkapkan Eka sesuai dengan arahan Disdikbud Bontang, dimana sebelumnya diminta untuk mendata siswa – siswi yang belum mendapatkan vaksinasi difteri.
“Sebelumnya kami menginformasikan kepada guru kelas untuk mendata siswanya yang belum vaksin. Data yang sudah dikirimkan ke puskesmas bagi yang belum vaksin untuk kelas 1, 2, dan 5 pada 14 Januari 2023. Lalu, pihak Puskesmas mengirimkan linknya di 16 Januari 2023 untuk kls 3, 4, dan 6. Kami juga ada memberikan surat untuk skrining dan kartu serta pemberitahuan Paguyuban kelas dan kami juga ada memberikan surat pernyataan jika tidak bersedia di vaksin,”ungkapnya.
Dijelaskan, Eka vaksin pemberian vaksinasi tersebut dari pihak Puskesmas Bontang Selatan 1 diantaranya ada 1 Dokter dan 3 Petugas Kesehatan. Sementara, vaksin ini hanya dilakukan 1 hari saja.
“Vaksin ini dilaksanakan di hari ini saja . Ada 4 orang pihak kesehatan terdiri dari 1 dokter dan 3 orang petugas dari Puskesmas Bontang Selatan 1. Kalau, untuk kelas 1 dan 2 didampingi ortu selainnya didampingi oleh petugas UKS Sekolah,”jelasnya.
Eka membeberkan sebelumnya ada pemberian vaksinasi serentak yang bernamakan vaksin Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada November 2022 silam. Namun, hanya ada 90 % saja yang menjalani vaksinasi disebabkan karena sakit dan tidak hadir.
“Sebelumnya November sudah ada vaksin, jadi ini kan sisa yang belum vaksin saja ada banyak yang vaksin saat itu sekitar 90% sisanya yang belum sekitar 5 % total 53 siswa yang baru divaksin hari ini. Pada saat November ada yang belum divaksin karena ada yang sakit dan tidak hadir pada saat dilakukan vaksin Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS),”terangnya.
Difteri termasuk salah satu penyakit yang dapat dicegah melalui dengan imunisasi dan imunisasi terhadap difteri termasuk ke dalam program imunisasi wajib pemerintah Indonesia. Imunisasi difteri yang dikombinasikan dengan pertusis (batuk rejan) dan tetanus ini disebut dengan imunisasi DTP. Sebelum usia 1 tahun, anak diwajibkan mendapat 3 kali imunisasi DTP. Cakupan anak-anak yang mendapat imunisasi DTP sampai dengan 3 kali di Indonesia, pada tahun 2016, sebesar 84%. Jumlahnya menurun jika dibandingkan dengan cakupan DTP yang pertama, yaitu 90%
Reporter: Amel
Editor: Kartika Anwar