KITAMUDAMEDIA – Meski zikir merupakan amalan yang dapat dilakukan kapan saja, tetapi ada baiknya untuk memperbanyak berzikir pada waktu-waktu istimewa, misalnya di bulan Ramadan.
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir 1, menyebut zikir kepada Allah SWT adalah amalan termulia, terbaik, dan paling utama di sisi-Nya.
Sebagaimana hadits riwayat Abu Darda, Nabi SAW pernah bersabda:
“Maukah aku beritahukan kepada kamu sebaik-baik amal-amal kamu, paling mulia di sisi Raja kamu, paling mengangkat derajat kamu, lebih baik bagi kamu daripada menginfakkan emas dan perak, dan lebih baik bagi kamu daripada kamu bertemu musuh lalu menebas leher mereka dan mereka menebas leher kamu?”
Mereka berkata, “Baiklah wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Zikir kepada Allah.” (HR Ahmad, Ibnu Majah & Hakim)
Selain itu, berzikir memang diperintahkan pula oleh Allah SWT melalui berbagai firman-Nya, seperti pada Surat Al-Ahzab ayat 41-44, yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari berbagai kegelapan menuju cahaya (yang terang benderang). Dia Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin.
Ucapan penghormatan (Allah kepada) mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari ketika mereka menemui-Nya ialah, ‘Salam,’ dan Dia siapkan untuk mereka pahala yang mulia.”
Syaikh Al-Badr menjelaskan bahwa ayat-ayat di atas mensyariatkan manusia untuk memperbanyak zikir kepada Allah SWT dalam keadaan apa pun, baik ketika berdiri, duduk, berbaring, di siang atau malam, saat kaya atau miskin, hingga kala sehat maupun sakit.
Melalui ayat tersebut pula, Dia mengemukakan apa yang akan diperoleh para hamba apabila mereka berzikir, yakni pahala yang agung dan kebaikan yang menyeluruh.
Begitu juga berzikir di bulan Ramadan terlebih ketika seorang muslim tengah berpuasa, tentu orang itu akan mendapat ganjaran yang dilipatgandakan.
Sebagaimana sabda Rasul SAW amalan sunnah (kebaikan) yang dilakukan pada bulan Ramadan balasannya setara dengan ibadah wajib di bulan lain.
Zikir-zikir di Bulan Ramadan
Terdapat banyak zikir yang bisa diperbanyak kala bulan Ramadan. Melansir kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi, dan buku Ihya 345 Sunnah Nabawiyah oleh Raghib As-Sirjani, berikut di antara beberapa bacaan zikir di bulan Ramadan:
1. Tahlil Ke-1
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Latin: Laa ilaaha illa Allaahu
Artinya: “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah.”
2. Tahlil Ke-2
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر
Latin: Laa ilaaha illa Allaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir
Artinya: “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
3. Tasbih
سُبْحَانَ اللَّهِ
Latin: Subhaanallah
Artinya: “Maha Suci Allah.”
4. Tahmid
الْحَمْدُ لِلَّهِ
Latin: Alhamdulillah
Artinya: “Segala puji bagi Allah.”
5. Takbir
اللَّهُ أَكْبَرُ
Latin: Allahu Akbar
Artinya: “Allah Maha Besar.”
6. Istighfar
أَسْتَغْفِرُ الله
Latin: Astaghfirullah
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”
7. Zikir Ke-7
سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Latin: Subhaanallah, wal hamdu lillaah, wa laa ilaaha illa Allah, wallaahu akbar
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.”
8. Zikir Ke-8
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
Latin: Subhaanallah wa bihamdihi
Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-Nya
9. Zikir Ke-9
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيْمِ
Latin: Subhaanallah wa bihamdihi, subhaanallaahil ‘adzhiim
Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-Nya, Maha Suci Allah lagi Maha Agung.”
10. Zikir Ke-10
رَضِيْتُ بِاللَّهِ رَبّاً، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنَا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولاً
Latin: Radhiitu billaahi rabbab, wa bil islaami diinan, wa bi muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama rasuulan
Artinya: “Aku rela Allah sebagai Rabb (ku), Islam sebagai agama (ku), dan Nabi Muhammad sebagai rasul (ku).” !(detik)
Editor : Redaksi KMM