WANITA harus kuat, tak kenal kata menyerah berjuang hidup demi keluarga. Begitu kira – kira prinsip hidup Darni, Ibu Rumah Tangga (IRT) berusia 35 tahun yang bekerja mengumpulkan kardus bekas untuk menambah penghasilan.
Penampilan sederhana, menggunakan motor merek Jupiter Z, Darni berkeliling Kota Bontang, menghampiri satu per satu tong sampah yang ditemuinya. Tanpa rasa jijik ibu dua anak ini mengais tempat pembuangan sementara sampah rumah tangga tersebut.
Tak nampak sedikit pun lelah di raut wajahnya, bahkan ia mengaku tidak malu melakukan pekerjaan yang kerap dilakukan oleh seorang pria. Tuntutan ekonomi serta kebutuhan yang kian hari semakin meningkat menjadi alasan Darni rela berprofesi sebagai pengumpul kardus bekas.
“Hanya ingin membantu suami saja, dari pada kurang kan jadi lebih baik saya kerja ini,” terangnya sembari terus mengeruk isi sampah, saat ditemui di kawasan jalan Ahmad Yani, Rabu siang (21/4/2021).
Bekerja tak kenal waktu, ia terpaksa membawa serta balitanya yang masih berusia 1 tahun 3 bulan. “Biasanya saya ajak anak yang kecil, saya taruh di depan, saya tutupi pake jilbab, tapi kasihan juga jadi kadang saya titip ke kakaknya di rumah, sambil belajar juga kan kakaknya,” paparnya.
Sempat minder akibat ledekan dari teman, seiring berjalannya waktu dan dukungan dari keluarga akhirnya Darni menjadi lebih percaya diri, bahkan jauh lebih semangat lagi.
Upah yang didapatkan Rp 50 ribu per dua hari, setelah kardus hasil pencariannya ditimbang dan dijual ke pengepul.
” Apapun pekerjaanya selagi halal ya dikerjakan,” ucapnya dengan wajah berpeluh.
Ia berharap, tidak banyak wanita senasib dengannya, walaupun kadang hidup tak memberi pilihan. Suka atau tidak, selama halal, kerjakan saja.
“Cukup saya saja, tapi bukan berarti milih-milih pekerjaan, apapun itu kerjakan saja asal halal, tapi saya berharap jangan ada wanita yang bekerja seperti saya di Bontang, ini hanya tuntutan hidup saja,” terangnya.
Dengan raut wajah tegar Darni juga mengaku, sebelum beralih profesi sebagai pengumpul kardus bekas, dirinya berjualan kue tradisional opak yang terbuat dari bahan baku singkong, dengan berkeliling pasar menjajakan jualannya.
Namun sepertinya keberuntungan tak berpihak kepadanya, jualan yang sudah bertahun-tahun digeluti akhirnya gulung tikar akibat virus yang mendunia Covid-19.
Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar