KITAMUDAMEDIA, Bontang – Ratusan Aliansi Mahasiswa Pelajar Bontang hadir melakukan aksi mengenang 23 tahun peristiwa reformasi sebagai bentuk solidaritas terhadap mereka yang gugur dalam perjuangan meruntuhkan Rezim Soeharto, di simpang Ramayana Kota Bontang.
Ketua Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bontang Takbir mengatakan, aksi ini didasari banyaknya kasus HAM yang belum terselesaikan oleh aparat penegak hukum.
“Pemerintah dewasa belum mampu mewujudkan tujuan demokrasi seperti apa yang diperjuangkan di era reformasi,” ujar Takbir, Kamis (20/5/2021).
Sementara itu, Koordinator lapangan, Nurul mengatakan selama 32 tahun Soeharto menjabat dengan kepemimpinan otoriternya menjadi catatan buruk bangsa selama 75 tahun merdeka. Saat ini sudah 23 tahun reformasi berjalan namun dengan tegas mahasiswa masih menggugat negara untuk segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di masa lampau.
“Panggung rakyat ini diisi orasi politik, menyalakan lilin, pembacaan puisi dan akustik,” kata Nurul.
Selanjutnya orasi politik juga disampaikan oleh Sadly Jaya dirinya mengatakan bahwa janji Presiden Jokowi untuk menuntaskan luka pelanggaran HAM masa lalu masih menjadi mimpi.
“Janji politiknya dari 2014, menyelesaikan kasus HAM tapi sampai saat ini tidak ada tindak lanjut, bahkan negara saat ini masih menjadikan rakyat sebagai korban kemunafikan negara,” ungkap Sadly dengan lantang dalam orasinya.
Terakhir seluruh massa aksi menyatakan sikap terhadap negara dengan mengeluarkan tuntutan, yakni meminta agar segala kasus pelanggaran HAM yang ada di Indonesia diusut tuntas, serta kepada aparat agar menghentikan represifitas terhadap gerakan Rakyat.
Aliansi Mahasiswa Pelajar Bontang sendiri terdiri dari gabungan organisasi mahasiswa maupun individu mahasiswa. Adapun organisasi yang bergabung, yakni Bem se-Kota Bontang, HMI Bontang, GmnI Bontang, PMII Bontang, Sebimi, HMB Bontang, Kapasisbon dan Fosbon.
Reporter : Lia Dewa
Editor : Kartika Anwar
