KITAMUDAMEDIA – Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali Airlangga Hartarto mengatakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sudah meminta setiap pemerintah daerah (pemda) memonitor atlet atau staf PON XX Papua yang sudah kembali ke daerah asal.
Pernyataan itu merespons kabar 83 orang dinyatakan positif Covid-19 dalam perhelatan ajang olah raga berskala besar tersebut. Airlangga mengatakan, atlet PON Papua yang sudah pulang ke daerah asal menjadi tanggung jawab pemda sehingga isolasi mandiri hingga penelusuran kontak (contact tracing) harus dilakukan pemerintah di daerah.
“Bapak Presiden Jokowi meminta agar atlet yang pulang agar bisa dijaga kontak tracingnya dan dimonitor H+5 dan ini sekali lagi ditegaskan menjadi tanggung jawab pemda untuk menyediakan tempat isolasi untuk atlet PON tersebut,” kata Airlangga dalam keterangan pers virtual, Senin (11/10).
Menko Perekonomian ini juga mengatakan pemerintah mendorong perbaikan mekanisme pemulangan atlet ke daerah asal agar tak terjadi penularan. Baik atlet atau official harus menjalani tes PCR sebelum pulang ke daerah asal. Biaya kepulangan serta biaya PCR juga bakal ditanggung pemda atau Satgas Covid-19 setempat.
“Sebelum kembali dilakukan PCR, apabila positif akan dirawat di Jayapura atau Papua selama 5 hari, oleh karena dinkes mempersiapkan tempat isolasi terpusat,” ucapnya.
Selain itu, pemda juga diminta untuk menyiapkan tempat isolasi terpusat untuk kontingen PON Papua yang sudah kembali ke daerah. Setiap orang baik atlet maupun ofisial harus tetap menjalani isolasi terpusat.
“Daerah masing-masing diminta mempersiapkan isoter di wilayah atau daerah masing-masing selama 5 hari dan tentunya akan di PCR di hari pertama dan empat,” tuturnya.
Sebelumnya 83 orang di PON Papua diketahui positif Covid-19. Angka tersebut merupakan temuan kasus positif pada atlet, official, pelatih, hingga beberapa pihak media yang meliput PON Papua ke-20.
Sementara itu di Jawa Timur, pemda setempat mewaspadai lonjakan kasus Covid kembali atau gelombang ketiga yang salah satu risiko penyebabnya bisa datang dari kontingen PON Papua.Hal itu diutarakan oleh Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, Radian Jadid.
“Beberapa ahli memperkirakan akan munculnya serangan covid-19 gelombang ketiga pada bulan Desember 2021 dengan berbagai argumen dan data pendukung lainnya,” kata Jadid, Senin (11/10).
Menurut Jadid, ada tujuh hal yang perlu diwaspadai sehingga munculnya gelombang ketiga itu dapat dihindari atau paling tidak dapat diminimalisir.
“Pertama, realitas kondisi di masyarakat masih ada yang terpapar, namun enggan memeriksakan diri dan tidak ke fasiltas kesehatan terdekat. Mereka memilih diam-diam dan melakukan isolasi mandiri tanpa pendampingan dan pengawasan yang memadahi,” ucapnya.
Kedua, kata Jadid, adalah kesalahan persepsi dan pemahaman tentang fungsi vaksin yang dianggap mampu melindungi seratus persen, sehingga yang sudah vaksin mengabaikan protokol kesehatan yang ada. Ketiga, pembukaan tempat hiburan umum, perbelanjaan dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah dimulai.
Keempat, kata dia, pada pertengahan Oktober atau awal November, pintu kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di bandara Juanda kemungkinan akan di buka kembali. Kelima, Atlet PON dan juga para official Kontingen Jatim yang pulang dari Papua enggan menjalani karantina penuh delapan hari.
“Perlu diketahui bahwa selain atlet, juga ada official baik para pelatih, pengurus cabang olah raga, hingga para pejabat daerah, tim pendukung hingga penggembira yang jumlahnya mungkin malah lebih banyak. Mereka tentunya juga berinteraksi dan bersosialisasi di ajang PON di mana sampai sekarang sudah terkonfirmasi 57 orang yang terpapar covid-19,” ujar Jadid.
Pemberlakukan ketentuan wajib karantina, menurutnya juga harus diberlakukan kepada semua orang yang telah kembali dari even PON Papua.
“Itu berlaku tidak saja bagi atlet, pelatih dan official saja, tapi berlaku juga bagi siapa saja yang telah berinteraksi baik langsung maupun tidak langsung dengan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan PON di Papua mengingat disana memang telah terjadi penyebaran covid-19 yang menjangkit pada puluhan peserta,” ucapnya. (CNN)
Editor : Redaksi KMM