KITAMUDAMEDIA, Samarinda- Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Fuad Fakhruddin mengatakan bahwa masalah di Tepian Mahakam itu lebih terfokus pada prakti premanisme dan juru parkir (jukir) liar.
“Jukirnya yang bermasalah, artinya yang ditindak seharusnya jukir,” kata Faud.
Fuad Fakhruddin meminta kepada Pemerintah Kota (pemkot) untuk mengkaji ulang penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Taman Tepian Mahakam yang per hari ini, sudah tidak boleh lagi menggelar rombong mereka.
“Karena menurut informasi pedagang minta diberikan ruang untuk komunikasi tapi langsung ditindak seperti itu,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua IPTM Samarinda, Hans Meiranda Ruauw, merasa sangat bersyukur karena pihaknya dapat diterima dengan baik. Ia juga menceritakan kronologi terkait penutupan Tepian Mahakam itu sejak awal diizinkan berjualan.
“Ada perbedaan sudut pandang antara pemerintah yang menutup dengan kami yang menilai itu tidak tepat, “ ucap Hans.
Menurutnya, IPTM yang sebelumnya membawahi 27 lapak PKL dari 81 anggota telah melaksanakan kewajibannya.
“Berjualan dan menjaga taman serta melarang parkir pengunjung di Tepian Mahakam sudah kami lakukan, “ (*)
Editor: Redaksi