KITAMUDAMEDIA, Bontang – Dibutuhkan anggaran fantastis dalam mengurai persoalan banjir di Bontang. Berdasarkan hasil masterplan angkanya mencapai Rp 700 Miliar. Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas PUPR Edi Suprapto menyebut Pemkot tetap komitmen dalam mengatasi permasalahan ini.
“Dari APBD pasti akan ada plot untuk kegiatan penanganan banjir tiap tahunnya ke depan,” sebutnya.
Nominal itu terklasifikasi dalam tiga jangka waktu penanganan. Mulai dari pendek, menengah, dan panjang. Langkah pendek mencakup normalisasi sungai. Ia menjelaskan langkah ini telah dilaksanakan secara berkala. Salah satu skemanya yakni swakelola.
“Normalisasi tidak boleh berhenti supaya volume tampung di sungai tidak berkurang akibat tumpukan sedimen,” terangnya.
Selain itu diperlukan pembangunan penghambat sedimen. Lokasinya bakal diproyeksikan di area hulu. Ia menuturkan kerapkali ketika banjir air sungai juga disertai sedimen yang ikut terbawa. Saat ini daya tampung sungai mencapai 400 ribu kubik.
Alhasil dibutuhkan juga penurapan. Tujuannya saa dengan penghambat sedimen. Kini dari 28 kilometer panjang sungai baru sembilan kilometer yang sudah diturap area bantarannya.
Adapun jangka menengah bentuk programnya ialah pembuatan polder. Ia memastikan beberapa polder yang sebelumnya sudah masuk tahapan kajian, bakal dicicil untuk dibangun. “Tentunya menyesuaikan keuangan,” jelasnya.
Polder nantinya juga digunakan untuk menampung air hujan yang dibawa oleh saluran drainase. Terdapat tiga polder yang sebelumnya masuk tahapan lelang kajian. Meliputi Satimpo, Bontang Kuala, dan Tanjung Laut.
Polder Gunung Telihan yang sudah masuk DED juga bertujuan untuk menampung kiriman debit air dari hulu. Terakhir untuk jangka panjang ialah pembuatan kanal banjir dan perluasan Waduk Kanaan.(Redaksi)
Editor : Kartika Anwar