Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

889 Botol Miras Dimusnahkan, Ketua DPRD Sebut Pengawasan Satpol PP Lemah

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Sebanyak 889 botol Minuman Keras (miras) dimusnahkan pada operasi lilin 2019 di Polres Bontang, Kamis (19/12/2019). Pemusnahan ratusan miras ilegal tersebut berasal dari hasil operasi kegiatan rutin yang ditingkatkan oleh pihak kepolisian. Pemusnahan dilakukan langsung oleh Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Wattimena, Dandim 0908 Bontang Letkol Arm Eko Pristiono, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni, Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam, dan jajaran Forkopimda lainnya.

Masih banyaknya peredaran minuman keras yang tak sesuai aturan disoal oleh Ketua DPRD Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam. Ketua Parlemen Bontang itu menilai pengawasan Satpol PP terhadap peredaran miras ilegal di Bontang, lemah. 

Menurut Andi Faizal, tanpa adanya dorongan dari pihak manapun, Satpol PP memang berkewajiban mengawasi dan menindaklanjuti jika terjadi peredaran miras yang menabrak aturan. 

“Melihat dari banyaknya miras tak berizin, Sebagai penegak Peraturan Daerah (Perda) yang bertugas menertibkan miras pengawasan satpol sejauh ini masih lemah, jelas ini kecolongan,” tandasnya. 

Menanggapi pernyataan Ketua DPRD tersebut, Kepala Satpol PP Ibnu Gunawan tidak menampik jika pengawasan yang dilakukan pihaknya kurang maksimal. Ia menyatakan Satpol PP membutuhkan tenaga Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Tanpa adanya PPNS penertiban pelanggaran Perda tidak ada ‘gigi’ atau tanpa tindak lanjut.

“Sampai sekarang penyidik hanya saya, ada satu orang penyidik yang sudah selesai pendidikan, tetapi belum dilantik. Kami kan butuh perangkat sebagai persyaratan dalam melakukan operasi miras,” jelasnya. 

Kepada redaksi kitamudamedia.com, Ibnu juga mengatakan dalam penegakkan perda miras, dibutuhkan adanya instansi Pembina, karena berhubungan dengan urusan perdagangan. Disamping itu, ia menyebut anggaran Satpol PP sangat minim, sehingga membatasi ruang gerak penegakan peraturan daerah, termasuk dalam operasi penertiban minuman keras yang beredar. 

“Kami tidak ada anggaran untuk itu. Hanya Rp 4 Miliar, Rp 2 Miliar digunakan operasional, sisanya untuk kegiatan lainnya. Kalau ada anggaran, Januari kita langsung action,”pungkasnya. 

Reporter      : Kartika Anwar

Editor : Redaksi

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply