KITAMUDAMEDIA, Bontang – Butuh perjuangan mengumpulkan uang untuk biaya naik haji bagi Khoirul Amin dan istrinya, calon jemaah haji tahun 2020 ini. 10 tahun bukan waktu singkat untuk guru agama tersebut, menunggu giliran diberangkatkan ke Tanah Suci.
146 Jemaah haji pada tahun 2020 ini dipastikan tidak dapat berangkat ke tanah suci, lantaran masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
Khoirul Amin pun hanya bisa pasrah dan ikhlas, meski sejatinya, tahun ini ia telah menginjakkan kaki di baitullah bersama sang istri.
“Kami ikhlas, karena memang kondisinya begini,” ujarnya kepada redaksi kitamudamedia.com saat dihubungi melalui telepon seluler.
Sebelumnya, ia telah melakukan berbagai persiapan, mulai dari manasik haji, hingga persiapan secara fisik, yakni olahraga ringan berjalan kaki.
“Kita berusaha menyiapkan mental, apapun keputusannya harus siap. Kalau seandainya berangkat alhamdulillah sudah siap, kalau ditunda ya, itu mungkin jalan dari Allah,” ujarnya.
Pria 39 tahun itu bercerita, butuh perjuangan untuk bisa bertamu ke tanah suci. Ia mengaku mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dengan menyisihkan gajinya sebagai guru agama di salah satu sekolah menengah atas di Bontang. Selain itu, ia bahkan rela berjualan cilok makanan khas Jawa Barat, yang dititipkan di kantin sekolah.
“Saya nabung dari sebelum nikah, mulai menyisihkan uang. Saya jualan cilok di sekolah tempat saya mengajar, titip di kantin,” bebernya.
Ia berharap, tahun depan nanti tak ada aral melintang, sehingga ia, istri dan ratusan jemaah lainnya, bisa segera menunaikan ibadah rukun islam kelima tersebut.
“Kita berangkat atas perintah Allah, dan tertunda juga karena atas kehendaknya, harapannya panjang umur, sehingga nanti tetap bisa berangkat ke tanah suci,” pungkasnya.
Senada, Mulkan (53) jemaah haji lainnya yang juga gagal berangkat pada tahun ini menyebut hanya bisa ikhlas, meski telah menanti selama 9 tahun lamanya.
“Kecewa pasti ada tapi kecil, karena memang kondisinya seperti itu,” ujarnya.
Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar